Thursday, November 19, 2009

KETIKA ANAK BERCERITA KEPADA ORANGTUA

Kalau orangtua diajak bicara oleh anaknya, biasanya seperti ini:
1. terlalu cepat menimpali pembicaraan si anak.
Anak belum selesai bercerita, orangtua sudah memotong cerita itu, dan membuat si anak menarik diri dan tidak lagi melanjutkan ceritanya karena melihat gejala “ditolak” oleh orangtuanya.

2. terlalu cepat menyimpulkan dan memberi nasihat.
Anak belum selesai bercerita, orangtua sudah memberikan nasihat yang sesungguhnya si anak sudah bisa menebak akan dinasihati apa. Ini membuat si anak akhirnya menarik diri dan batal bercerita.

Ingat, seorang anak hanya bercerita kepada orangtua/orang lain jika ia merasa “aman” dan “nyaman” menceritakan kisahnya kepada orang tersebut.

Tapi bila kondisi ini tidak terpenuhi karena kedua hal di atas, akibatnya si anak akan mencari “tempat curhat” yang lain. Dan itu sama artinya dengan tidak lagi menceritakan isi hati kepada orangtuanya. Padahal… dalam hati anak banyak tersimpan “rahasia”, bagaimana perasaannya yang terdalam tentang segala sesuatu yang terjadi di sekelilingnya. Dan untuk ini orangtua harus tahu apa yang sedang disimpan dalam hati anak-anaknya, karena jika tidak, maka orangtua juga tidak akan mengerti kondisi yang sesungguhnya dihadapi anak-anak dalam kehidupan mereka.

Bersyukurlah orangtua bila si anak memilih dan memiliki teman-teman yang baik dan benar, tapi bila tidak? Maka si anak akan mendapat masukan yang negatif dari sekelilingnya, dimana hal ini seharusnya tidak perlu terjadi bila orangtuanya menjadi tempat curhat yang paling “aman dan nyaman” bagi si anak.

Untuk itu, bersiaplah menjadi pendengar yang baik, seperti pepatah mengatakan, mendengarlah 2 kali untuk berbicara 1 kali. Dengarkan dulu baik-baik sampai si anak selesai bercerita. Lalu tanyakan pendapatnya, apa yang ia butuhkan karena belum tentu ia membutuhkan nasihat tetapi hanya sekedar mencari teman curhat untuk menumpahkan isi hati.

Selamat menjadi pendengar yang baik!!
Read More..

Wednesday, November 11, 2009

MENGASUH ANAK TANPA BERTERIAK

Pertanyaannya, "Memangnya bisa?", "Apa effektif?"

Jawabannya: Selama kita punya kehendak bebas untuk memilih dan menentukan, pasti bisa!

Kebenarannya adalah anak akan merasa diperlakukan seperti seseorang yang sejajar derajatnya atau dihargai sebagai pribadi yg unik ketika kita berbicara dengan mereka tanpa berteriak.

Di samping itu, hal ini sangat menentukan terbentuknya pribadi anak yg percaya diri kelak ketika dia bertumbuh dewasa.

Keefektifannya sudah pasti! Karena tidak ada orang yang dapat menolak ajakan, suruhan ataupun nasehat yg disampaikan dengan perkataan yg lemah lembut.

Selamat mencoba! God bless! (Cil)
Read More..